Forstudi Berkarya
  • Home
  • About
  • Press
  • Contact
  • Home
  • About
  • Press
  • Contact

DAKWAH JALAN KAMI


Saatnya Kata Melangitkan Cita

Merencanakan Masa Depan, To be - To do - To have

7/23/2018

0 Comments

 
Picture
 Merencanakan Masa Depan 
 To be - To Do - To Have
Febby Alianti Putri 
               
Masa depan itu selalu identik dengan mimpi. Mimpi kecil yang diisi oleh harapan-harapan. Sedangkan harapan-harapan  itu dimulai dari sebuah keinginan.
Banyak orang yang sukses karena mimpi-mimpi kecilnya. Tetapi banyak juga orang yang gagal karena mimpi-mimpi kecil itu. Jadi, dimana sih letak kesalahannya? Apa perbedaan antara dua hal ini yang membuat hasilnya bertolak belakang?
Dalam merencanakan masa depan, kita memerlukan keseimbangan antara aksi dan tindakan. Bukan sembarang bermimpi atau merancang. Merencanakan masa depan sama halnya dengan merencanakan kehidupan. Seperti apakah kehidupan yang kita inginkan kelak? Apakah ingin tetap statis tanpa perkembangan? Atau bergerak maju sesuai dengan keinginan? Dan ya, sejatinya hidup ini terus memaksa kita untuk memilih. Tiada sesuatu yang kita rasakan tanpa mengorbankan hal yang lain.
Banyak diantara orang-orang yang menjadikan masa depan sebagai tujuan dari hal – hal yang membuat dirinya terus maju. Ada alasan dibalik semangat dan usahanya. Dibalik tindakannya, ada motivasi yang terpancar untuk mewujudkan cita-cita yang selalu diidam-idamkannya sehingga rencana masa depannya tersusun jelas.

Dreaming, Planning, Do It, and Take Your Responsibility, kalimat seperti ini sering kita jumpai dari berbagai macam sumber bacaan, benar? Kalimat ini memang sangat familiar  dalam acara seminar yang bertajuk motivasi yang fungsinya untuk menginspirasi hadirin agar selalu bersemangat meraih mimpi, karena mimpi bukan sekadar imajinasi, tetapi langkah awal dari masa depan yang akan  kita raih kelak. 
Dari kalimat di atas, saya akan ringkas menjadi tiga kata singkat, yakni : To be – To Do – To Have. 

To be. Dalam kamus bahasa inggris, kata ini artinya menjadi. Memikirkan posisi apa yang kita inginkan kelak. Bahasa sehari-harinya seperti  ‘ingin jadi apa saya nanti?’.  Misalnya,
“Saya ingin jadi dokter”, 
“Saya ingin jadi pengusaha”, 
“Saya ingin kuliah di luar negeri”, dan lain sebagainya.
Inilah deretan keinginan yang kita sebut dengan mimpi. Mimpi itu ibaratkan sketsa dari  masa depan. Untuk merencanakan masa depan, kita harus menyusun mimpi terlebih dahulu. Menggambarkan keadaan kita seperti apa di kemudian hari. Ini merupakan tahap awal kita dalam melangkah ke gerbang perjuangan. 
Tetapi kendalanya, kita sering terganggu dengan suatu kondisi yang meramalkan bahwa kita tidak akan bisa mencapainya dengan berbagai alasan, seperti : keterbatasan ekonomi, kecerdasan, status dalam masyarakat, dan lain sebagainya yang membuat kita takut untuk melangkah. Hal-hal di atas menjadi faktor pembatas dan pertimbangan dalam menyusun mimpi. Padahal ini tentang masa depan yang akan kita jalankan. Mengapa masih ada keraguan dalam mencapainya?
Saat kita mulai mempertimbangkan posisi, ekonomi, kecerdasan dan hal lain yang menjadi factor pembatas kita meraih mimpi, disitulah letak kekalahan sebenarnya. Kita kalah melawan diri kita sendiri. Bagaimana kita bisa bersaing dengan orang lain jika bersahabat dengan diri sendiri tidak bisa? Kecerdasan, ekonomi, posisi bukan menjadi faktor penghalang. Dia akan terpenuhi dengan sendirinya jika kita sudah bisa mewujudkan mimpi itu. Jadi sebenarnya hal-hal di atas bukan menjadi faktor pembatas, melainkan dampak dari masa depan itu sendiri.
Mengutip kalimat mutiara dari Soekarno yang berbunyi, “Bermimpilah setinggi langit. Jika Engkau jatuh, Engkau akan jatuh di antara bintang-bintang”. Mimpi setinggi langit dalam konteks tersebut bukanlah  berarti kita harus bermimpi diluar potensi kita. Kita juga harus sesuaikan potensi diri yang kita miliki dengan mimpi kita. 
Salah satu kegagalan seseorang ialah tidak mengenal dirinya sendiri. Apa yang membedakannya dengan orang lain? Potensi apa yang ia miliki? Sekurang-kurangnya dia mengetahui apa yang ia gemari. Barulah perencanaan itu dimulai. Saat kita mengetahui potensi diri kita sendiri, kembangkanlah potensi itu dengan bermimpi terlebih dahulu. Misalnya potensi kita menulis, maka kita bisa bermimpi tinggi menjadi penulis best seller terkenal yang karyanya dikenal oleh seluruh dunia. Mimpi tinggi yang kita rencanakan akan menyalurkan semangat pada diri kita sendiri. Tetapi hal yang salah jika mimpi tinggi itu diluar dari potensi kita, misalnya kita ingin jadi desainer terkenal sedangkan potensi kita adalah menulis bukan menggambar. 
Sebenarnya itulah maksud mimpi tinggi itu, bukan identik dengan takut atau diluar batas kemampuan, melainkan mimpi yang masih memiliki batas yaitu potensi kita. 

To do. Melakukan. Kunci dari kesuksesan adalah usaha dan disiplin. Dua hal ini menjadi tolak ukur teralisasinya masa depan kita. Berkaca pada orang-orang sukses yang namanya tersohor di seluruh dunia, tidak pernah ia menyebutkan kesuksesan yang ia raih dari kemalasannya. Berani bermimpi tetapi malas bertindak sama saja nihil. Tidak akan ada hasil yang diperoleh jika masih terus bermalas-malasan, menunda waktu,apalagi lalai. Tidak pernah ada kata lalai dalam kamus orang sukses.
Kebanyakan manusia seperti itu. Sering mengumpulkan angan yang membuat ia resah sendiri jika angan itu tidak sampai hingga saat ini. Ia hanya sibuk menunggu, tanpa memberikan aksi nyata dalam keadaan untuk seimbang. Ada aksi – ada reaksi. 
Padahal usaha merupakan kunci dari kesuksesan. Kegigihannya dalam bertindak, semangatnya dalam meraih cita-cita salah satu perhitungan yang utama. Karena dari sinilah ada duka, suka, gundah, kecewa, bahagia, dan segala rasa akan terjadi. Setiap perjuangan yang kita lakukan tidak akan pernah mulus. Pasti ada likuan jalan untuk memperindahnya, sehingga orang yang resisten dan ingin bangkitlah yang mampu bertahan.
​
To Have. Setelah perjuangan panjang yang ditempuh, pasti ada hasil yang diperoleh. Inilah hasil yang akan kita peroleh dari deretan peristiwa yang kita alami dalam merealisasikan masa depan. Banyak tantangan yang menahan emosi, ancaman yang membangkitkan semangat dan gangguan yang meneguhkan pendirian. Semua hal itu tidak lain adalah untuk membentuk karakter kita sendiri. Keteguhan, kemandirian, ketangguhan, kearifan adalah beberapa dari karakter yang dimiliki oleh banyak orang sukses. Karena tidak banyak yang mampu bertahan dengan mimpinya ketika melihat ada suatu hal yang menyulitkan usahanya. Padahal Allah Swt telah menerangkan dalam surah al insyirah 6-7 yang isinya “Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan”. Nah, Allah sendiri yang mengatakan kalimat itu dalam kitab sucinya yang 100 % kebenarannya. Masih adakah keraguan untuk merancang masa depan?
Sadarkah kita jika skenario Allah Swt memang sangat indah? Ia tidak pernah tidur saat menjaga kita. Setiap harapan yang kita inginkan akan disimpannya untuk dikeluarkan saat waktu yang tepat. Dan dalam waktu penantian itu, ia menginginkan usaha dan tawakkal kita untuk memantaskan diri bahwa kita siap untuk mempertanggung jawabkan impian itu. Kuncinya, hadirkan Allah dalam setiap perbuatan yang kita lakukan. Dengan begitu, usaha yang kita kerjakan akan terasa mudah dan kita tidak akan pernah takut untuk gagal dalam mewujudkan masa depan yang cerah.
Ini bukan tulisan yang dibalut dengan karya sastra indah mempesona, melainkan karangan bebas dari penulis untuk melebarkan makna dari masa depan sesungguhnya. Dari batas paradigma penulis, mencoba untuk memberikan inspirasi kepada pembaca yang sedang ragu untuk meraih langkah. 
0 Comments

Ta'aruf-an dulu, yuk!

3/22/2018

1 Comment

 
Picture


Assalamu'alaikum Sobat Fillah ..
Tidak terasa jalan juang dakwah Forstudi telah berlangsung lama hingga saat ini. Mencapai umur 27 tahun, bukanlah umur yang terbilang muda. Mengulas balik sejarah Forstudi silam, telah terkuak betapa sulitnya perjuangan mujahid-mujahid terdahulu dalam mendirikan Forstudi menjadi UKF di Fakultas Pertanian. Dan perjuangan tersebut tidak berhenti begitu saja ketika dekan telah memberi tanda tangannya untuk  mengesahkan berdirinya FORSTUDI FP UNAND. Namun, berbaur di dunia Fakultas dengan membawa misi dakwah adalah perjuangan terbesar mujahid-mujahid Forstudi. Melebarkan sayap Forstudi menyentuh setiap sisi Fakultas serta menantang realita Fakultas yang tidak pernah mengenal dakwah sebelumnya adalah cerita-cerita berkesan yang harus diketahui oleh setiap generasi Forstudi untuk menambah semangat juang dakwahnya. 
​
Dan generasi tersebut telah mencapai generasi ke – 19 di tahun 2018 ini . Ingin tau siapa saja mujahid-mujahid generasi ke-19 Forstudi? Yuk, langsung kita ta’arufan ... 

​1. PRESIDIUM INTI

2. BIDANG KADERISASI
Merencanakan, menyusun, dan mengkoordinir serta mempertanggungjawabkan semua kegiatan yang berkaitan dengan proses pengkaderan, penjagaan dan peningkatan kualitas anggota forstudi 
​

3. BIDANG KISYI
​Merencanakan, menyusun, dan mengkoordinir serta mempertanggungjawabkan semua kegiatan yang berkaitan dengan bidang akademis dan kajian Ilmiah serta bidang dakwah dan syiar Islam. 

4. BIDANG FINDAK
​Merencanakan, menyusun, dan mengkoordinir serta mempertanggungjawabkan semua kegiatan yang berkaitan dengan kegiatan usaha dan pencarian dana untuk menunjang kegiatan dakwah Forstudi serta wadah menumbuhkan jiwa wirausaha pengurus.

5. BIDANG KEPUTRIAN
​Merencanakan, menyusun,dan mengkoordinir serta mempertanggungjawabkan semua kegiatan yang berkaitan dengan syiar kemuslimahan dan menggali potensi dasar wanita (Muslimah)berkaitan dengan perannya. 

6. BIDANG INFOKOM
Merencanakan, menyusun, dan mengkoordinir serta mempertanggung jawabkan semua kegiatan yang berkaitan dengan urusan perpustakaan dan jurnalistik serta publikasi media. 

7. BIDANG KESTARI
​Merencanakan, menyusun, dan mengkoordinir serta mempertanggungjawabkan semua kegiatan yang berkaitan dengan administrasi dan kesekretariatan organisasi Forstudi

8. BIDANG DSO IMMPERTI
​Merencanakan, menyusun, mengkoordinir serta mempertanggungjawabkan semua kegiatan yang berkaitan dengan informasi dan publikasi baik intern maupun ekstern organisasi Humas Dan Jaringan 

9. BIDANG DSO WISMA
Merencanakan, menyusun, dan mengkoordinir serta mempertanggung jawabkan semua kegiatan yang berkaitan dengan urusan Pemberdayaan wisma Forstudi. 

Nah, itulah seluruh pengurus Forstudi FP unand 2017/2018. Baik koordinator, koordinator akhwat, serta anggota per bidang.
Untuk info lebih lanjut, 
yuk, pantauan media Forstudi
Line : @jpr45o
Instagram : @forstudifpunand
Facebook : Forstudi FP Unand

Dakwah Jalan Kami, Saudaramu Selamanya,
Assalamu'alaikum, 

1 Comment

Menyingkap Tirai Sejarah Forstudi

3/8/2018

7 Comments

 
Tim penelusuran sejarah FORSTUDI mencoba menguak kembali bagaimana awal terbentuknya FORSTUDI. Tidak ada bukti tertilis. Jangankan berbentuk data base, atau arsip, proposal diajukannya FORSTUDI sebagai lembaga dakwah kampus ke pihak fakultaspun tidak ada.
Alhamdulillah salah seorang generasi awal FORSTUDi masih bisa diwawancarai. Bapak Johandrison Syamsu. Beliaulah seorang perintis pantang mundur mendirikan FORSTUDI. Beliau adalah ketua umum FORSTUDI yang pertama menjabat tahun 1991-1993. Kuliah di Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian angkatan 89. “Entah kemana roposal itu sekarang” kata Pak Johandrison. “Padahal proposal itu sangat sederhana. Ditulis dengan mesin tik dan tidak terlalu tebal. Namun sangat berharga. Dipinjam oleh fakultas lain bergiliran saat mereka juga ingin mendirikan FSI di fakultas masing-masing. Bahkan ... pernah rasanya dipinjam FKI Rabbani dan ma’had almadaniy” lanjut beliau.
Bagaimanakah sejarah awal terbentuknya FORSTUDI? Kita tentu penasaran. Sebab sekarang, kita hanya tinggal menikmati. Dakwah lebih mudah dilakukan, lengkap sarana dan prasarananya. Dan sudah formal lembaganya. Padahal, tantangan pendirian forstudi sangat berat, sebab tidak langsung disetujui. Antusiasme aktivitas dkwah malah tidak mendapat respon tang seimbang. Pihak elite kampus ada yang pro dan ada yang kontra. Dosen yang pemahaman keislamannya bagus sangat mendukung. Contohnya Pak Ghazali Ismal dan Pak Anwar Kasim (Semoga Allah merahmati beliau).
Pak Johandrison mengatakan, untuk mendirikan FORSTUDI tidak langsung jadi. Tapi, kami mengadakan diskusi panel dulu. Yang menjadi pembicara waktu itu adalah Pak Ghazali Ismal (sekarang sudah almarhum) dan Ustadz Marfendi (sekarang aktivis PK). Tema diskusi panel itu berlangsung 20 Mei 1990, tepatnya di gedung A.1 Kampus pertanian Air Tawar.
Tujuan diskusi panel ini, beliay melanjutkan. Untuk menarik audiens sehingga diharapkan terbentuk opini bahwa mahasiswa muslim butuh sebuah institusi untuk memayungi dan mewadhi aktivitas mahasiswa muslim. Tidak hanya cukup kerohanian senat saja.
Maka setelah itu, satu tahun berjuang mengajukan proposal pendirian forum islam. Waktu itu diajukan pak Mardinus, dekan Fakultas Pertanian. Namun karena pak Mardinus berada di akhir jabatan maka proposal itu tidak bisa ditindaklanjuti. Proposal diajukan kembali dekan yang baru, Bapak Fakhri Ahmad.
Dan alhamdulillah ... proposal di ACC. Dan itu terjadi pada tanggal 21 April 1991. Setahun setelah diskusi panel. Tanggal yang sama dengan kelahian itu Kartini, tokoh legendaris wanita yang memperjuangkan emansipasi wanita.
Tantangan dakwah yang sangat terasa waktu itu adalah sedikitnya aktivis yang aktif. Jadi kekurangan sumber daya manusia. Sementara agenda yang harus dikerjakan sangat banyak. Sebgian mahasiswa masih menganggap asing. Artinya lain daripada yang lain.
Namun walaupun keras tantangannya, aktivis dulu sangat kental jalinan ukhuwahna dan dulu pembinaan kader lebih diutamakan dari sekarang mereka penuh semangat, keikhlasan dan kebaggan sebagai anggota aktivis FORSTUDI kader dahulu lebih militen karena mereka lebih semangat dan berpacu untuk terus belajar.
Sudah 17 tahun berjalan dakwah di Forstudi mampukah FORSTUDI tetap eksis di masa yang akan datnag? Seharusnya mampu, sebab kader sekarang jauh lebih banyak tentu saja harus lebih banyak pula gebrakan yang dihasilkan FORSTUDI. Ataukan Forstudi tidak lebih bagiakna buih di lautan dakwah banyak namun tidak memberi arti banyaknya jumlah pendukung malah membuat terlena padahal yang kita butuhkan adalah langkah nyata dengan semangat untuk berdakwah.
Apakah yang menjadi latar belakang berdirinya FORSTUDI? Semuanya berangkat dari keinginan untuk memfasilitasi semangat berdakwah, artinya para aktivis memiliki wadah yang formal untuk berdakwah. Kebutuhan terhadap nilai-nilai Islam di Fakultas Pertanian makin menyala. Karena itu dibutuhkan suatu wadah yang dapat memenuhi keinginan para aktivis waktu itu.
Demikianlah Tirai sejarah Forstudi tersibak. Kamu generasi Forstudi harus tau sejarah Forstudi. ​
7 Comments

    ForstudiFPUNAND

    DakwahJalanKami
    ​SaudaramuSelamanya

    Archives

    March 2018

    Categories

    All

    RSS Feed

Powered by Create your own unique website with customizable templates.